Tidak ada peristiwa di akhir maret hingga awal april yang paling ditunggu oleh masyarakat Jepang selain mekarnya bunga sakura. Saat kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura muncul, itulah pertanda musim semi telah tiba, musim yang menjanjikan masa depan cerah dan penuh dengan harapan. Taman dan kebun yang sebelumnya dipenuhi salju, kini tampak menghangat seiring mencairnya salju.
Mekarnya bunga Sakura memang memiliki makna tersendiri yang mungkin tidak akan pernah bisa terungkapkan dengan untaian kata-kata. Sebuah makna kesejukan, keheningan, kebahagiaan dan ketenangan. Sakura juga bermakna perpisahan saat bunga sakura mulai jatuh berguguran di tiup angin.
=========================================================================
[caption id="" align="alignleft" width="242" caption="Buah ceri"][/caption]
=========== Sakura dan Buah Ceri ===========
Pohon sakura tidak hanya menghasilkan bunga tetapi pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Buah ceri yang masih muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah ceri kemasan kaleng, buah ceri yang dihasilkan pohon sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi.
Pohon sakura yang menghasilkan buah ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan. Produsen buah ceri terbesar di Jepang berada di Prefektur Yamagata. Buah ceri produk dalam negeri Jepang seperti jenis sato nishiki harganya luar biasa mahal. Di Jepang, buah ceri produksi dalam negeri hanya dibeli untuk dihadiahkan pada kesempatan istimewa
=========================================================================
[caption id="" align="alignleft" width="261" caption="Bunga sakura jenis someiyoshino merupakan yang paling terkenal"][/caption]
Kecantikan bunga sakura juga memiliki arti simbol dari perempuan, kehidupan dan kematian, spiritual dan filosofis tentang kehidupan manusia. Bagi orang Jepang, bunga itu menyimbolkan kegembiraan dan kesedihan serta mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur dalam menghargai kehidupan dan kesedihan.
Sakura juga mengingatkan bahwa segalanya memiliki kebalikan. Ada sedih, ada gembira. Ada hidup, ada saatnya mati. Ada saatnya merekah dengan indahnya dan ada saatnya berguguran. Dan itulah yang bunga sakura lakukan, mekar dengan memberikan keindahan bagi jiwa-jiwa yang berkelana.
Itulah mengapa di setiap mekarnya bunga sakura, keluarga jepang merayakannya dengan berkumpul bersama, menyusuri taman sembari melakukan renungan dan menikmati hidangan di bawah pohon sakura.Perayaan ini dinamakan “Hanami”.
[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Perayaan Hanami di Jepang"][/caption]
Hanami dapat diartikan juga dengan melihat atau memandang bunga.Bunga sakura tidaklah lama berkembang terus, cepat sekali bungannya runtuh dan berganti daun yang baru bersemi lagi, di tahun yang akan datang bunga sakura baru bersemi lagi, makanya kalau ngak cepat-cepat melihat nanti sudah berubah jadi daun semua.Maklum cuma setahun satu kali bisa melihat bunga sakura, jadi kalau nggak melihatnya sangat menyesal sekali deh!. Perayaan Hananami ini merupakan sebuah perayaan turun-temurun di masyarakat Jepang. Tercatat semenjak sekitar tahun 794, para petinggi atau aristokrat mengadakan pesta menyambut mekarnya bunga sakura. Tradisi itu menjadi acara ritual keagamaan di Jepang. Biasa diadakan upacara doa sebelum musim tanam, dengan harapan para petani mendapat sukses besar pada musim panen raya nanti.Bunga sakura tidaklah lama berkembang terus, cepat sekali bungannya runtuh dan berganti daun yang baru bersemi lagi, di tahun yang akan datang bunga sakura baru bersemi lagi, makanya kalau ngak cepat-cepat melihat nanti sudah berubah jadi daun semua.
[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Mempersiapkan Pesta Hanami"][/caption]
Pada saat hanami, semua orang berkumpul untuk makan-makan dan minum-minum bersama sambil bernyanyi dan menari sepanjang malam di bawah rindangnya pohon sakura. Mereka kebanyakan membawa makanan sendiri dari rumah (bentou), ada juga yang membeli dari penjual makanan di tempat acara hanami berlangsung.
[caption id="" align="aligncenter" width="378" caption="Contoh Makanan pada saat perayaan Hanami"][/caption]
Banyak tikar digelar di sepanjang jalan di bawah pohon sakura, sebagai tempat bagi mereka untuk duduk-duduk, makan-makan dan minum-minum bersama.
Sehingga saat-saat HANAMI seperti ini, khusus disediakan tempat sampah berukuran besar dalam jumlah yang cukup banyak untuk menampung sisa-sisa bungkus makanan/bentou para warga yang sedang ber-HANAMI.
=====================Hanami - Banyak yang mabuk==============
Semua orang benar-benar santai pada acara hanami. Tak jarang karena begitu banyak bir dan sake yang diminum, terjadi keributan. Bahkan hal-hal yang dapat menyebabkan kematian, seperti kecelakaan karena menyetir dalam keadaan mabuk. Di beberapa tempat terkadang tampak diletakkan bunga untuk menandai tempat tewasnya seseorang. Kejadian mabuk ini nyaris tidak bisa dihindarkan, terlebih karena anggota kelompok yang masih junior tidak enak hati menolak, apabila sang senior terus menyuruhnya minum bir.
Dalam masyarakat Jepang junior atau dikenal dengan sebutan kohai sangat menghormati senior alias sempai. Bila kohaimenolak untuk terus minum bir, suasana santai yang tercipta bisa rusak dan kohai merasa bertanggung jawab akan kerusakan suasana itu.
Keributan karena mabuk masih ditambah kegaduhan tape karaoke yang disetel sangat keras. Di tengah musik yang gaduh itu anak-anak muda berjingkrak-jingkrak menari. Sementara kelompok usia baya, biasanya cukup menyanyi lagu-lagu tradisional Jepang sambil menari. Kegaduhan itu memuncak di waktu malam sehingga sangat mengganggu lingkungan di sekitar taman tempat orang ber-hanami.
Setelah bunga sakura berguguran, suhu berangsur-angsur semakin panas. Setelah mencapai puncaknya di bulan Agustus, suhu perlahan-lahan kembali menjadi sejuk di musim gugur, untuk kemudian menjadi sangat dingin di musim dingin. Hanami akan kembali datang musim semi tahun depan. Oleh karena itu kehadirannya yang hanya sebentar harus dinikmati.
Di negara lain, tradisi hanami disebut sebagai cherry blossom festival yang dikonotasikan dengan sakura matsuri. Dalam festival itu, terdapat beragam acara dan hidangan bagi para peserta dan biasanya festival itu memiliki keterkaitan dengan budaya lokal, yakni dengan melibatkan warga setempat untuk berpartisipasi dalam acara yang ada.Bunga sakura banyak sekali jenisnya: Yaezakura, Oshimazakura, Shidarezakura, yang lebih terkenal bunganya Someiyoshino. Kira-kira ada 200 macam bentuk bunga sakura mungkin lebih dari itu.
============ Mengapa bunga sakura dianggap sebagai bunga nasional Jepang? =========
Salah satu penjelasan mengapa sakura menjadi bunga nasional jepang adalah sifat sakura yg (isagiyoku, patto saite, patto ochiru).
Dlm bhs indonesia, kalimat tsb mgkn bisa diartikan, "berbunga indah dlm waktu singkat, lalu berguguran."
Sifat ini (katanya) sesuai dengan kejiwaan orang-orang Jepang yang sering memilih mati meninggalkan nama daripada hidup tanpa pesona.
Dari cerita2 samurai kita mungkin mengenal "harakiri", atau yg lebih sering disebut "seppuku" oleh orang2 jepang. Atau mungkin di antara kita ada yg masih ingat dengan istilah "kamikaze" di perang dunia kedua. "Seppuku" maupun "kamikaze" (katanya) tergambar dalam sifat bunga sakura yang singkat dalam berbunga lalu berguguran.
============== Tempat-tempat untuk melihat bunga sakura beramai-ramai ==========
Daerah Kanto:
- Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Inogashira (kota Musashino)
Daerah Tokai:
- Prefektur Gifu: Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara), Kamagatani (kota Ikeda)
Daerah Kansai:
- Prefektur Osaka: Taman Istana Osaka (Osaka), The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo '70 (kota Suita)
- Prefektur Hyogo: Taman Istana Himeji (kota Himeji), Taman Akashi (Kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya)
- Prefektur Nara: Taman Nara (kota Nara), Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama)
No comments:
Post a Comment